top of page

Bulletin Edisi 15 : Apakah Tauhid Itu ?

   Tauhid adalah mengesakan Allah ta’ala dalam ibadah, dengan rububiyah, uluhiyah dan asma’ wasifat (nama-nama dan sifat-sifat) yang telah tetap di dalam kitabullah dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihiwasallam.

Berapa macamkah tauhid itu dan apa macam-macamnya ?

1. Tauhid Rububiyah, yaitu : meyakini keesaan Allah ta’ala dalam penciptaan, memberi rezeki, mengatur, atau meyakini keesaan Allah ta’ala dalam hal perbuatan-perbuatan-Nya

2. Tauhid Uluhiyah, yaitu : mengesakan Allah dalam ibadah, hanya Dia sajalah yang diibadahi, tidak ada sekutu bagi-Nya

3. Tauhid Asma’ wasifat, yaitu : meyakini keesaan Allah ta’ala dengan kesempurnaan yang mutlak dalam hal nama-nama dan sifat-sifat-Nya, dimana tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya di dalamnya dari berbagai sisi dan arah, yang demikian itu dengan menetapkan apa-apa yang Allah tetapkan untuk diri-Nya dari seluruh nama-nama dan sifat-sifat tanpa ta’thil (menolaknya), tanpa tahrif (merubah maknanya), dan tanpa tamtsil (menyerupakannya).

   Kalimat tauhid adalah :“LaaIllahaIllallahu Muhammadar Rasulullah” (tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah)

“LaaIlaaha” (tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi dengan benar) ini adalah an-nafyu (peniadaan), yaitu : meniadakan seluruh apa-apa yang disembah selain Allah dan membatalkan peribadatan kepadanya, dan

“Illallah” (Kecuali Allah) ini adalah al-itsba t(penetapan), yaitu : menetapkan peribadatan hanya untuk Allah semata, dan tidak ada sekutu bagi-Nya.

Firman Allah SWT,
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهِيْمُ لِاَبِيْهِ وَقَوْمِهٖٓ اِنَّنِيْ بَرَاۤءٌ مِّمَّا تَعْبُدُوْنَۙاِلَّا الَّذِيْ فَطَرَنِيْ فَاِنَّهٗ سَيَهْدِيْنِ
“ Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya : “Sesungguhnya aku tidak bertanggungjawab terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah Rabb) Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku” (Qs.Az-Zumar : 27)

Apa pentingnya kalimat tauhid ?

Kalimat tauhid adalah pokok dasar agama islam ini, dan kepala segala urusannya, yang karenanya langit-langit dan bumi di tegakkan, dan diciptakannya seluruh makhluk.

Allah ta’alaberfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (Qs. Adz-Dzariyat : 56)

· Kalimat tauhid adalah kunci keselamatan dari neraka dan jalan kesuksesan menuju surga.

· Dia adalah perkara yang pertama kali akan ditanyakan kepada orang-orang dahulu dan orang-orang yang terakhir.

· Dia adalah sesuatu yang paling berat dalam timbangan pada hari kiamat.

Syarat-syaratLaaIlahaaIllallah

1. Ilmu yang meniadakan kebodohan

فَاعْلَمْ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ ...

“Maka ketahuilah, bahwa tidak ada sesembahan (Yang Haq) melainkan Allah “ (Qs. Muhammad : 19)

2. Yakin yang meniadakan keraguan

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا ...

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah danRasul-Nya kemudian mereka tidakragu-ragu” (Qs. Al-Hujurat : 15)

3. Menerima yang meniadakan penolakan

اِنَّهُمْ كَانُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَهُمْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ يَسْتَكْبِرُوْنَ ۙ

“Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka : “Laailaaha illallah” (TiadaTuhan yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Allah) mereka menyombongkan diri”

(Qs. Ash-Shaffat : 35)

4. Tunduk melaksanakan yang meniadakan sikap meninggalkan

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُوْنَ حَتّٰى يُحَكِّمُوْكَ فِيْمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوْا فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

“Maka demi Rabbmu, mereka (padahakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima sepenuhnya “

(Qs. An-Nisaa : 65)

5. Jujur yang meniadakan dusta

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّقُوْلُ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَبِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِيْنَۘ

“Diantara manusia ada yang mengatakan : “Kami beriman kepada Allah dan Hari Kemudian”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman” (Qs. Al-Baqarah : 8)

6. Ikhlas yang meniadakan kesyirikan

فَاعْبُدِ اللّٰهَ مُخْلِصًا لَّهُ الدِّيْنَۗاَلَا لِلّٰهِ الدِّيْنُ الْخَالِصُ...…

“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (darisyirik)” (Qs. Az-Zumar : 2-3)

7. Cinta yang meniadakan kebencian

ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَرِهُوْا مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ فَاَحْبَطَ اَعْمَالَهُمْ

“Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa-apa yang diturunkan Allah (Al-Qur’an) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal mereka” (QS. Muhammad : 9)

8. Kufur kepada apa-apa yang disembah selain Allah

... فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗوَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

“Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Taghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”(Qs. Al-Baqarah : 256)

8 views0 comments

Comments


bottom of page