top of page

Buletin Edisi 26: Apa Kabar Nusantara?



Sudah 75 tahun lamanya Indonesia menghirup udara bebas. Indonesia memiliki kekayaan yang amat melimpah. Sehingga banyak Negara dimasa lampau yang memperebutkan kekayaan Indonesia. Bahkan mereka mengiginkan untuk menguasai kekayaan alam Indonesia.


Indonesia adalah salah satu Negara yang pernah mengalami penjajahan. Saat itu Nusantara dalam usaha melawan penjajahan masih bersifat individual dimana kerajaan-kerajaan di wilayah Nusantara masing-masing berjuang sendiri dalam melawan usaha penjajah. Pada masa itu masyarakat Indonesia belum bersatu. Dimana suatu masyarakat dan masyarakat lainnya dipimpin oleh satu kerajaan dan kerajaan lainnya. Sehingga kondisi Nusantara pada saat itu sangat rentan.


Penjajahan dimulai oleh kedatangan bangsa Belanda yang dalam usaha menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Ketika menemukan wilayah Nusantara yang kaya akan hasil alam, ini membangkitkan semangat bangsa asing untuk menjarah kepulauan Nusantara. Hal ini berakhir dengan pemonopolian wilayah Nusantara bahkan juga rakyat yang didasarkan atas keserakahan bangsa asing yang ingin menguasai wilayah Nusantara.


(Gambar Zaman Belanda menjajah Indonesia from Google)


Hal ini berlangsung begitu lama. Selama 350 tahun nusantara berada dalam genggaman penguasa asing. Dan selama 350 tahun pun rakyat menderita, segala bidang kehidupan dimonopoli oleh para penjajah. Politik, ekonomi, sumber daya alam, bahkan kebebasan rakyat pun mereka kuasai dan kendalikan. Kekayaan yang melimpahpun tidak memakmurkan rakyat selama 350 tahun lamanya.


Rakyat pribumi dituntut untuk bekerja, yang tidak berperi kemanusiaan. Kelaparan, kesakitan, kelelahan, bahkan kematian yang terus berdatangan datang pada rakyat Nusantara atas karena kelaliman para penjajah.


Ketika harapan seolah datang, negara Jepang datang menjanjikan kemerdekaan, dan bahkan mampu mendesak bangsa Belanda, yang telah lama menguasa di bumi Nusantara. Tetapi bukanya kemerdekaaan, rakyat Indonesia kembali menerima penjajahan dari bangsa Jepang yang bahkan jauh lebih mengerikan. Harta dan nyawa rakyat dikuras oleh tentara Jepang. Waktu pun berjalan hingga 3 tahun lamanya Indonesia berada dibawah kuasa Jepang.


(Foto Zaman Jepang menjajah Indonesia from Google)


Akan tetapi selama penjajahan baik itu oleh bangsa Eropa dan Jepang, tentunya rakyat Nusantara tak tinggal diam, segala usaha perlawanan dilakukan. Dimulai dari perlawanan yang bersifat kedaerahan hingga akhirnya rakyat nusantara akhirnya bersatu untuk mewujudkan satu impian yaitu kemerdekaan Negara Indonesia yang akhirnya terwujud pada 17 Agustus 1945. Seluruh rakyat bersatu memberikan kekuatan mereka untuk membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajah.



Setelah kembali menelusuri sejarah Indonesia, kembali kita ingat bahwa dibalik kemakmuran yang sekarang kita rasakan ini terdapat luar biasanya perjuangan rakyat dahulu memperjuangkan negeri ini. Seluruh tokoh-tokoh rakyat dari berbagai kalangan bersatu melawan penjajahan. Bahkan para ulama dan kyai serta pejuang-pejuang muslim bahkan muslimah turut andil dalam pergolakan melawan penjajah.


Penjajahan (istikhraab) selalu menimbulkan kehinaan, kerusakan dan kehancuran. Itulah ungkapan yang pernah dilontarkan Ratu Bilqis yang diabadikan dalam Al-Qur’an. Contoh sosok sang penjajah yang sering ditampilkan dalam Al-Qur’an ialah Fir’aun. “Sesungguhnya Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir’aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan” (QS.Al Qhashash: 4).


Islam adalah satu-satunya agama yang hadir membawa misi untuk memerdekakan manusia di seluruh dunia. Puncak kemerdekaan dalam pandangan Islam adalah terbebasnya perbudakan antara manusia dengan manusia.


Atas berkat rahmat dan kuasa Allah Swt. hingga kini kita bisa merasakan indahnya kemerdekaan. Ini menjadikan rasa syukur tiada habisnya.

Kini kita telah bebas. Berbagai peluang telah terbuka lebar. Apa yang tidak bisa dilakukan rakyat Indonesia di masa penjajahan kita bisa melakukannya. Pendidikan, ekonomi, politik, sosial budaya dan lainnya, kini kita dapat menikmatinya. Karenanya kita bebas berkarya. Kedukan kita tidak lagi berada dibawah telapak kaki mereka para penjajah. Segala hak dan kewajiban dapat kita miliki dan lakukan.




Kita telah merdeka. Kita telah bebas tapi apakah kita memanfaatkan kebebasan itu sebaik mungkin? Apa yang telah Indonesia capai setelah 75 tahun menghirup udara bebas? Kita berpenduduk banyak. Artinya kita juga memiliki berbagai macam pemikiran dari tiap individu. Kita punya banyak kecerdasan dan kreatifitas masing-masing. Kita juga punya alam yang kaya.


Oleh karena itu kesempatan ini kita harus manfaatkan sebaik mungkin.

Kita telah bebas maka curahkanlah kreatifitas yang kita miliki. Hidup terlalu berharga untuk dibuang – buang waktunya. Apalagi untuk hal yang tidak jelas.



Selamat Hari Kemerdekaan Ikhwah.

Kemerdekaan yang sesungguhnya ialah terbebas dari rasa malas dan Penjajahan yang sesungguhnya ialah membiarkan diri kita malas.

Ayo Merdeka~ and move to be the creative one!


Download Berlian Edisi 26 Disini:







Sumber: Sejarah Indonesia IX. KontributoSardiman AM, dan Amurwani Dwi Lestariningsihr

https://hajinews.id/2020/08/11/jejak-islam-dalam-mengukir-kemerdekaan-indonesia/

26 views0 comments

Comments


bottom of page