top of page

Buletin Edisi 24: “Hagia Sophia” Menjadi Tempat Ibadah Muslim, Apakah Keputusan yang Tepat?





“Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalanghalangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya?”

(QS Al-Baqarah: 114).

Hagia Sophia adalah situs warisan dunia yaitu sebuah bangunan indah yang terletak di Istanbul Turki. Bukan hanya indah Hagia Sophia juga memiliki perjalanan sejarah yang menarik. Menjadi saksi peradaban manusia dimasa lampau. Bangunan tersebut sempat mengalami peralihan fungsi beberapa kali. Oleh karena itu hal ini menarik simpati warga dunia. Bahkan tercatat pada tahun 2014 jumlah wisatawan yang mengunjungi Hagia Sophia sebagai museum adalah 3,3 juta. Banyaknya ikon-ikon bersejarah menjadi daya tarik. Dari struktur bangunan, ukiran dan ornamen melambangkan peradaban manusia yang begitu besar.

Awal pembangunan Hagia Sophia berlagsung selama 5 tahun atas perintah Kaisar Rowami Timur Yustinianus I. Pembangunan dimaksudkan sebagai tempat ibadah orang Nasrani yakni Katedral Ortodoks. Katedral Ortodoks bertahan dari tahun 537 M sampai dengan 1453 M. Kemudian pasukan perang salib keempat mengubah fungsinya menjadi katedral Katolik Roma. Alih fungsi berlangsung selama 57 tahun (1204 – 1261) di bawah kekuasaan Kekaisaran Latin Konstantinopel. Setelahnya penaklukan oleh Muhammad Al – Fatih atau dipanggil juga Sultan Mehmed II menjadikan Hagia Sophia sebagai Masjid. Bangunan Hagia Sophia berfungsi sebagai masjid dimulai dari tanggal 29 Mei 1453 M sampai dengan 1931M.

Terhitung 478 tahun lamanya Hagia Sophia sebagai masjid. Pergantian pemimpim di bawah tangan Mustafa Kemal Atatürk memerintahkan penutupan Hagia Sophia pada 1931 M untuk umum, dan dibuka empat tahun setelahnya pada tahun 1935 M sebagai museum. Pengubahan Hagia Sophia menjadi museum saat itu merupakan sebagai upaya sekularisasi terhadap Republik Turki yang baru didirikan setelah penghapusan Khilafah Utsmaniyah 1924 dan permintaan langsung pendiri Institut Byzantium Amerika, Thomas Whittemore yang bersahabat dengan Mustafa Kemal.


Semenjak itu Hagia Sophia menjadi Museum yang menggambarkan tiga agama sekaligus. Banyak pendatang atau wiasatawan yang berburu keindahan maupun sejarah dari Hagia Sophia. Namun ternyata pengubahan Masjid menjadi Museum telah menyalahi akta bangunan Hagia Sophia. Karena berdasarkan akta Hagia Sophia diperuntukkan untuk menjadi tempat ibadah umat muslim atau masjid. Hagia Sophia saat ini berada di bawah Yayasan Fatih Sultan Mehmet dengan status akta sebagai masjid. Akta tersebut tidak dapat diubah. Menurut Dewan hal ini dikarenakan Sultan Ottoman Mehmet II menetapkan bangunan sebagai masjid. Agar orang yang mengunjungi Hagia Sophia tidak dipungut biaya dan tidak berada dalam yuridiksi Parlemen atau dewan kementrian.




Berdasarkan hal tersebut pengadilan tertinggi Turki, pada Jum’at , 10 Juli 2020 memutuskan bahwa konversi Hagia Sophia tahun 1934 adalah illegal. Oleh karena itu pemerintahan Turki saat ini mengembalikan fusngsi Hagia Sophia sebagai masjid. Hal ini didukung oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Dukungannya dinyatakan dalam Dekrit “Pembukaan kembali Hagia Sophia untuk sholat” yang telah ditandatangani olehnya.


Masalahnya adalah banyak sekali yang menentang keputusan tersebut. Bahkan dunia Internasional kerapkali mengatakan kecewa. Jika Hagia Sophia difungsikan kembali sebagai masjid akankah tertutup untuk warga dunia non-muslim? Akankah non-muslim tidak mendapatkan akses bebas karena kini telah menjadi tempat ibadah umat muslim. Apalagi kini Hagia Sophia menjadi situs resmi warisan dunia. Kekhawatiran terus terjadi pada warga dunia. Juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin menjawab bahwa Hagia Sophia tetap terbuka untuk umum. Bahkan identitas hagia Sophia sebagai warisan dunia tidak akan hilang.


Yang berbeda dari Hagia Sophia tidaklah banyak. Walaupun menjadi masjid siapapun bebas untuk masuk. Penikmat sejarah masih dapat merasasakan kekentalan sejarah yang dimiliki oleh Hagia Sophia. Setidaknya kini jka ingin mengunjungi Hagia Sophia maka para turis dan wisatawan tidak dipungut biaya.


Download buletin edisi 24 disini:






Sumber :

https://youtu.be/Qe OMzLqSSeM

Pic: Google

80 views0 comments

Comentarios


bottom of page