top of page

Buletin Edisi 20 : DUKA MUSLIM INDIA

India dibayangi awan kelabu usai serangkaian konflik isu sektarian di ibukota New Delhi. Konflik berdarah yang telah memakan korban tewas dan kerusakan dimana-mana ini dipicu oleh undang-undang baru. Keputusan Presiden India Ram Nath Kovind untuk menyetujui RUU Kewarganegaraan (Amandemen) atau Citizen Amandement Act (CAA) 2019 yang disahkan pada Kamis (14/12/2019). Undang-undang ini mulai berlaku sejak hari itu.


Sesuai dengan UU baru itu, anggota komunitas Hindu, Sikh, Buddha, Jain, Parsi, dan Kristen yang datang dari Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan hingga 31 Desember 2014 dan menjadi korban penganiayaan agama tidak akan diperlakukan sebagai imigran ilegal. Mereka akan diberi kewarganegaraan India. Mereka diberi kewarganegaraan India dengan minimal masa tinggal 5 tahun di India. Sebelumnya, di UU lama mencantumkan syarat 11 tahun.


UU baru itu mengusulkan untuk memberikan kekebalan kepada para pengungsi yang menghadapi kasus-kasus hukum kepada migran yang sebelumnya dianggap ilegal. Menurut undang-undang baru, hak kewarganegaraan ini tidak berlaku untuk daerah suku Assam, Meghalaya, Mizoram, dan Tripura. CAA tersebut tidak berlaku bagi migran Muslim. Para kritikus menganggap undang-undang itu diskriminatif dan bertentangan dengan nilai-nilai sekuler India. Ribuan orang telah bergabung dalam protes nasional untuk menentangnya. Awalnya, komunitas Muslim dan kelompok lain yang menentang CAA menggelar protes damai pada 23 Februari 2020. Namun mereka diserang massa pro-CAA yang didominasi kelompok Hindu garis keras. Yang kemudian berubah menjadi kerusuhan besar antara kelompok muslim dengan kelompok hindu.


Kerusuhan di timur laut Delhi berpusat di sekitar lingkungan mayoritas Muslim dengan ratusan toko dan rumah dibakar dan menewaskan sedikitnya 47 orang, sedangkan ratusan lainnya terluka. Sebuah masjid pun menjadi sasaran pembakaran dalam kerusuhan di ibukota India, New Delhi. Media mengatakan, masjid tersebut berada di daerah Ashok Nagar, New Delhi.

Pemandangan perkampungan Muslim di Shiv Vihar, New Delhi, India, menyerupai kota hantu setelah para perusuh yang kejam membakar perkampungan tersebut selama konflik komunal tiga hari. "Jalur demi jalur telah dikosongkan. Rumah-rumah dibakar. Warga (Muslim) telah melarikan diri hanya dengan pakaian di punggung mereka. #DelhiRiot2020," tulis Bhonsle melalui akun @anubhabhonsle, seperti dikutip Gulf News, Senin (2/3/2020).


Di sebuah daerah di dekat Indira Vihar terdapat sebuah aula besar milik seorang pengusaha Muslim telah diubah menjadi tempat perlindungan bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal selama kerusuhan tiga hari. Orang-orang lainnya di daerah itu juga datang untuk membantu dengan mengubah tempat tinggal mereka menjadi rumah-rumah penampungan. Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun, betapa memprihatinankan nasib umat Islam di negara Asia Selatan itu. Hati umat Islam di seluruh dunia berduka atas pembantaian umat Islam di India. Peristiwa ini mengajarkan pada kita bahwa,


"Begitu pentingnya hidup berdampingan di antara keberagaman. Jangan jadikan perbedaan menjadi alasan untuk menciptakan sebuah permusuhan, jadikanlah perbedaan tersebut menjadi sebuah kekuatan untuk membangun sebuah bangsa"


Kita doakan agar masalah tersebut dapat terselesaikan dengan damai, kemudian diberikan ketabahan untuk umat Islam di India dalam menghadapi cobaan tersebut, mendapatkan kembali hak-hak mereka untuk tinggal, dan umat muslim juga umat Hindu India dapat berdamai dan kembali hidup berdampingan. sumber: https://international.sindonews.com/topic/897/india/13

12 views0 comments

Comments


bottom of page